PESSEL-Tidak menentunya kondisi cuaca sebagaimana terlihat sejak beberapa hari terakhir di perairan pantai barat Sumatera, tepatnya di Kabupaten Pesisir Selatan (Pessel), harus disikapi dengan kewaspadaan oleh masyarakat nelayan.
Hal itu harus dilakukan agar musibah nelayan tenggelam di laut sebagaimana dialami warga Sapan, Nagari Koto Nan Duo IV Koto Hilia, Kecamatan Batang Kapas Sabtu (31/7/2021) lalu tidak kembali terjadi.
Tingginya gelombang laut yang disertai dengan angin kencang, sudah mulai terlihat sejak beberapa hari terakhir di perairan pesisir pantai Pessel. Kondisi itu diduga memang akibat pengaruh cuaca yang tidak menentu sebagaimana dialami oleh beberapa daerah di Sumbar.
Kepala BPBD Pessel, Herman Budiarto, mengatakan Sabtu (7/8/2021) bahwa perubahan cuaca yang tidak menentu sebagaimana saat ini, dapat mengancam keselamatan jiwa nelayan dan warga. Karena besarnya ancaman yang akan menimpa, sehingga pemerintah mengimbau nelayan dan masyarakat waspada.
"Hujan yang juga disertai badai sangat berpotensi bisa melanda kawasan pesisir pantai perairan Pessel, agar tidak menimbulkan dampak korban lagi bagi masyarakat dan nelayan, sehingga harus disikapi dengan kewaspadaan. Bagi nelayan yang tengah melaut, diminta untuk segera berlindung pada pulau terdekat, bila hujan yang disertai badan dan gelombang tinggi terjadi, " ingatnya.
Ditambahkanya bahwa di perairan laut Pessel potensi gelombang saat ini bisa mencapai 2 meter, tapi itu bisa berubah dengan cepat sesuai dengan kondisi cuaca.
"Berdasarkan hal itu, maka kami menghimbau kepada nelayan untuk berhati-hati, serta segera mencari perlindungan bila badai dan gelombang laut mengganas sebagaimana dikatakan, " tutupnya. (rel/adi kampai)