PESISIR SELATAN, - Rumah warga di Kampung Pasa, Nagari Api-api, Kecamatan Bayang, Kabupaten Pesisir Selatan (Pessel) terdampak abrasi. Kini, belasan warga yang tinggal di sekitar bibir pantai waswas terhadap ancaman abrasi susulan.
“Pasang air laut lagi naik. Sejak tiga hari terakhir ini, air masuk ke rumah, ” jelas Zulkifli, 47 tahun, salah seorang warga yang terdampak abrasi, Selasa (7/12/2021).
Baca juga:
Tony Rosyid: Semarang Banjir, Kemana Anies?
|
Untuk menghindari dampak buruk yang lebih besar, semua peralatan rumah tangga dan barang elektronik yang dimiliki juga sudah dipindahkan ke lokasi lain.
Zulkifli berharap upaya penanganan abrasi di Pantai Api-api itu segera mendapat perhatian serius dari pemerintah. Belum tuntasnya pemasangan batu jeti pengaman bibir pantai di Api-api dapat mengancam keselamatan masyarakat.
Peristiwa abrasi yang terjadi di kawasan tersebut bukan merupakan yang pertama kalinya. Sebelumnya, juga terjadi kejadian serupa pada 2019.
“Saat itu, upaya penanganannya dengan memasang karung pasir untuk pengaman sementara. Namun, kondisi terkini semua karung pasir itu diterjang gelombang, ” ulasnya.
Hendra, 42 tahun, warga lainnya mengatakan akibat sering dilanda abrasi, jalan kabupaten yang ada di sekitar kawasan juga menjadi rusak. Jika tak ada upaya lebih lanjut, tentu bakal memperparah kerusakan.
“Jalan itu, juga akses menuju kawasan wisata pantai Api-api. Kami tinggal di sini karena kawasan itu sudah mulai banyak kunjungan wisatanya. Jadi, kami yang tinggal di sini bisa berjualan minuman dan makanan, ” ujarnya.
Zulkifli dan Hendra sebagai warga yang terdampak abrasi berharap agar ada antisipasi cepat untuk mencegah terjadi kerusakan bangunan akibat abrasi.
Melalui dinas terkait, dia meminta ratusan karung pasir yang tertimbun di kawasan pantai dapat digali kembali menggunakan alat berat. Selanjutnya, dipasang di sekitar depan bangunan rumah yang mereka tempati itu.
“Kalau dapat antisipasi awalnya seperti itu. Karung pasir yang tertimbun itu digali pakai alat berat. Kalau pakai tenaga manusia sulit, karena sangat berat, ” ujarnya.
Sementara, Danpos BPBD Kecamatan Koto XI Tarusan, Delvi yang juga bertugas untuk area Kecamatan Bayang dan IV Nagari Bayang Utara turut meninjau lokasi abrasi tersebut.
Delvi menyarankan agar pemerintah nagari dapat membuat laporan ke BPBD Pesisir Selatan terkait usulan dan upaya antisipasi awal dalam penanganan tanggap darurat.
Berdasarkan laporan itu, kata dia, nantinya BPBD dapat menindaklanjuti sesuai dengan mekanisme yang ada.
“Ya, silakan buat laporannya dulu dari pemerintah nagari di bawah. Sampaikan apa-apa saja yang perlu dilakukan untuk penanganan untuk tahap awal. Nanti, kami juga bisa berkoordinasi dan melakukan upaya sesui kewenangan, ” ucapnya.
Menurutnya, penanganan abrasi Pantai Api-Api setahunya sudah menjadi prioritas bagi pemerintah daerah. Pemerintah daerah juga telah mengusulkan pemasangan batu jeti untuk mencegah abrasi lebih parah.
“Namun karena pandemi masih belum juga terwujud. Entah kapan realiasianya, kita juga belum tahu, ” tuturnya.
Untuk saat ini, masyarakat yang tinggal di bibir pantai diminta untuk lebih waspada karena kondisi pasang naik air laut pada Desember ini berpotensi sering terjadi.
Jika terjadi bencana, masyarakat diharapkan dapat segera melaporkan ke pemerintah nagari setempat, dan pihak BPBD. (**)